Minggu, 23 Juni 2019

Surat Ringan Untuk Ahlul Bid'ah

"Surat Kecil Untuk Kita Yang Masih Banyak Melakukan penyelisihan Terhadap Rasulullah."

Cerita Setelah Perang Badar.

       Setelah peperangan selesai, kaum muslimin mendapat banyak tawanan perang. Saat itu Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam meminta pendapat Abu Bakar dan Umar mengenai tawanan perang, "Apa pendapat kalian tentang tawanan perang ini?" Abu Bakar menjawab, "Wahai Nabi Allah, mereka adalah anak-anak paman dan kerabat (kita). Aku berpendapat sebaiknya kita meminta tebusan sehingga kita memiliki kekuatan di mata kaum musyrikin. Semoga Allah memberi mereka hidayah Islam."

       Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada Umar, "Apa pendapatmu wahai Ibnul al-Khattab?" Umar menjawab, "Demi Allah wahai Rasulullah, aku berbeda pendapat sebaiknya engkau memberikan tawanan pada kami agar kami menebas leher mereka. Berikanlah 'Aqil (kakak kandung Ali) kepada Ali agar Ali menebas lehernya dan berikanlah kepadaku Fulan (kerabat Umar) agar aku menebas lehernya. Karena mereka adalah pemimpin dan pembesar kaum kafir."

       Akan tetapi Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam lebih condong kepada pendapat Abu Bakar. Keesokan harinya Umar mendapati Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam sedang duduk menangis bersama Abu Bakar. Umar berkata, "WAHAI RASULULLAH, BERITAHUKAN APA YANG MEMBUATMU DAN SAHABATMU MENANGIS. KALAU AKU DAPAT MENANGIS, AKU AKAN MENANGIS DAN KALAU AKU TIDAK DAPAT MENANGIS, AKU AKAN BERPURA-PURA MENANGIS."(1)

_____________
Abu Bakar Ash-Shiddiq, (hlm 35)

#faedah
1. Adalah sebagai bentuk ingin ber-'ittiba'nya Sang Sahabat Umar bin Khattab Radhiyallahu 'anhu kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam, sampai-sampai berkata Umar: seandainya beliau Radhiyallahu'anhu tidak dapat menangis pun di paksakan untuk menangis. Dan.... bentuk mencintai Nabi itu dengan mengikuti apa yang di lakukan Nabi. Bukan dengan memakmurkan Bid'ah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar