Rabu, 24 Juli 2019

Link Download E-Book Sirah Sahabat Radhiyallahu 'Anhum ajma'in

E-Book Sirah Sahabat Radhiyallahu 'Anhum ajma'in

📝 Judul: Sahabat-sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wassalam (jilid 1 sampai jilid 4)
.
Link download:
.
Jilid 1 : https://jmp.sh/v/CMi0ssv66gcqcAaqXBys
.
Jilid 2 : https://jmp.sh/v/tZeGNdjbN90DtHSUHZ28
.
Jilid 3 : https://jmp.sh/v/HwpLOzzsRUK42XpXzSYQ
.
Jilid 4 : https://jmp.sh/v/mASpCUn6Tgp7rTzmGUo6
.
Mengetahui dan memahami Sirah sahabat ini sangat penting bagi seorang muslim atau seorang muslimah, karena di dalam surat At-Taubah [9] ayat 100 Allah subhanahu wa Ta'ala berfirman,
.
وَالسّٰبِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهٰجِرِينَ وَالْأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسٰنٍ رَّضِىَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِى تَحْتَهَا الْأَنْهٰرُ خٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۚ ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
.
"Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar *da orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung."
.
Syarah singkat
.
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
.
 100. وَالسّٰبِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهٰجِرِينَ وَالْأَنصَارِ
.
(Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar) Ini merupakan kesaksian dari Allah bagi orang-orang yang pertama-tama masuk islam dari kalangan sahabat Nabi, dan kabar gembira bagi mereka berupa surga dan kemenangan di akhirat. Dan ini juga merupakan kabar gembira bagi orang yang manempuh jalan mereka (yakni jalan/manhaj/metode/cara beragama) para sahabat) dan menjadikan mereka sebagai panutan dan teladan.
.
Referensi: https://tafsirweb.com/3116-surat-at-taubah-ayat-100.html
.
Penyusun: Ibnbahrayni.blogspot.com
.
 ♻ Silahkan disebarluaskan

MENCATAT MERUPAKAN ADAB DALAM MENUNTUT ILMU.

📌 https://t.me/rodjaofficial/253

Salah satu adab terpenting dalam menuntut ilmu adalah mencatat. Ini merupakan perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ

“Ikatlah ilmu dengan dengan menulisnya”

Secara umum, adab terbagi menjadi tiga macam. Pertama, adab kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Kedua, adab kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketiga, adab kepada sesama makhluk.

dengan mencatat ilmu akan lebih terikat dan lebih mudah untuk dipahami serta memudahkan para penuntut ilmu untuk mengulang kembali catatan-catatan yang telah ditulisnya.

Senin, 22 Juli 2019

SEMUA BID'AH ADALAH SESAT

▶️ *Semu Bid’ah Adalah Sesat.

※ Semua bid’ah secara istilah, sebagaimana definisi di atas adalah sesat.

Sabda Rasulullah [ﷺ]:

{ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثاَتِ اْلأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ }

“Dan berhati-hatilah kalian dari perkara yang diada-adakan karena setiap bid’ah adalah sesat.” [HR Abu Dawud, atTirmidzi, Ibnu Majah]

Dalam hadits Jabir dinyatakan bahwa Nabi selalu mengulang-ulang ucapan semacam itu pada permulaan-permulaan khutbah beliau baik pada saat Khutbah Jumat atau di waktu lain

❏ Ucapan para Sahabat Nabi:

Ibnu Mas’ud –semoga Allah meridlainya- berkata:

{ اتبَّعِوُا وَلاَ تَبْتَدِعُوا فَقَدْ كُفِيْتُمْ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ }

“Ikutilah (Sunnah Nabi) janganlah melakukan bid’ah, karena sesungguhnya kalian telah dicukupi, dan seluruh bid’ah adalah sesat.” [Diriwayatkan oleh Abu Khoytsam dalam Kitabul Ilm dan Muhammad bin Nashr alMarwazy dalam as-Sunnah]

{ الْإِقْتِصَادُ فِي السُّنَّةِ أَحْسَنُ مِنَ الْاِجْتِهَادِ فِي الْبِدْعَةِ }

“Sederhana di dalam Sunnah lebih baik dibandingkan bersungguh-sungguh di dalam bid’ah.” [Riwayat al-Hakim][¹]

Ibnu Umar –semoga Allah meridlainya- berkata:

{ كلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ حَسَنَةً }

“Semua bid’ah adalah sesat sekalipun manusia memandangnya baik.” [Diriwayatkan oleh al-Baihaqy dalam al-Madkhal dan Muhammad bin Nashr al-Marwazy dalam as-Sunnah]

Muadz bin Jabal –semoga Allah meridlainya- berkata:

{ فَإِياَّكُمْ وَمَا يُبْتَدَعُ فَإِنَّ مَا ابْتُدِعَ ضَلَالَة }

“Berhati-hatilah kalian dari perkara yang diada-adakan, karena perkara yang diada-adakan (dalam Dien) adalah sesat.” [Hilyatul Awliyaa’, 1/233]

Ibnu Abbas –semoga Allah meridlainya- berkata:

“Hendaknya engkau bertakwa kepada Allah dan istiqamah, ikutilah (Sunnah Nabi) jangan berbuat kebid’ahan.” [Diriwayatkan oleh ad-Daarimi]

Hudzaifah bin al-Yaman –semoga Allah meridlainya- berkata:

{ كُلُّ عِبَادَةٍ لَمْ يَتَعَبَّدْ بِهَا أَصْحَابُ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فلاَ تَتَعَبَّدُوْا بِهَا ؛ فَإِنَّ الأَوَّلَ لَمْ يَدَعْ لِلآخِرِ مَقَالاً ؛ فَاتَّقُوا اللهَ يَا مَعْشَرَ القُرَّاءِ ، خُذُوْا طَرِيْقَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ }

“Setiap ibadah yang tidak pernah diamalkan oleh para Sahabat Rasulullah [ﷺ], janganlah kalian beribadah dengannya. Karena generasi pertama tak menyisakan komentar bagi yang belakangan. Maka bertakwalah kalian kepada Allah wahai para pembaca al-Qur’an (orang-orang alim dan yang suka beribadah) dan ikutilah jalan orang-orang sebelummu.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Baththah dalam Al Ibanah]

 📚[Disalin dari Draft Buku “40 Hadits Pegangan Hidup Muslim (Syarh Arbain an-Nawawiyah)”]

—(▴) Catatan: (▴)—
[¹] Maksudnya, sedikit amalan namun di atas Sunnah (sesuai bimbingan Nabi) lebih baik dibandingkan banyak beramal dan bersungguh-sungguh, namun di atas kebid’ahan.

Url: http://bit.ly/Fw401110 { Judul dari Admin }
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net

// Sumber: Salafy•Or•Id { http://bit.ly/2JGTfRQ } - Penulis: Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman hafizhahullah

═══

♻ Silakan disebarluaskan

Kamis, 18 Juli 2019

DOA SAAT KELUAR RUMAH YANG SUDAH BANYAK DILUPAKAN ORANG PADAHAL AMAT BESAR FADHILAHNYA

بسم الله الرحمن الرحيم

DOA SAAT KELUAR RUMAH YANG SUDAH BANYAK DILUPAKAN ORANG PADAHAL AMAT BESAR FADHILAHNYA

Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Anas Bin Malik radhiallahu ‘anhu menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إذا خرج الرجلُ مِنْ بيتِهِ فقال: بسمِ اللهِ ، توكلتُ على اللهِ ، لا حولَ ولا قوةَ إلا باللهِ ، قال: يقالُ حينئذٍ: هُدِيتَ ، وكُفيتَ ، ووقيتَ ، فتَتنحَّى لهُ الشياطينُ ، فيقولُ لهُ شيطانٌ آخرُ : كيفَ لكَ برجلٍ قدْ هُدِيَ ، وكُفِيَ ، ووُقِيَ

"Jika seseorang keluar dari rumahnya, lantas dia mengucapkan Bismillahi tawakkaltu 'ala Allah, laa hawla wa laa quwwata illaa billaahi (Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan-Nya), maka dikatakan ketika itu, "Engkau akan diberi petunjuk dicukupkan dan dijaga. Setanpun akan menyingkir jauh darinya". Setan yang lain akan mengatakan: “Bagaimana mungkin engkau bisa mengganggu seseorang yang telah mendapatkan petunjuk, kecukupan dan penjagaan” [HR. Tirmidzi no.3426, Abu Dawud no.5095, Ibnu Hibban no.882, Nasa'i no.9837, Baihaqi no.9555, Ibnu Suni no.179 dan lain-lain.]

Kata al Hafizh rahimahullah dalam Tasdiidul Quus I:336: "إسناده صحيح" (sanadnya shahih). Kata 'Abdul Haq al Isybili rahimahullqh dalam Ahkam as Shughra 888: "صحيح الإسناد". Kata al Mundziri rahimahullah dalam At Targhib wa at Tarhib II:379 "لا ينزل عن درجة الحسن وقد يكون على شرط الصحيحين أو أحدهما". (Tidak kurang dari hasan, bahkan hadits ini atas syarat shahih Bukhari Muslim atau salah satu diantaranya). Kata Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami' 499, Shahih at Targhib 1605, dan Shahih Abu Dawud 5095: "صحيح".

Penjelasan ringkas

Pada hadits di atas ditegaskan bahwa orang yang saat keluar dari rumahnya membaca do’a tersebut, maka dikatakan ketika itu "Engkau akan diberi petunjuk…..“

Tentang siapa yang akan mengatakan kalimat tersebut, maka menurut para Ulama itu adalah ucapan Malaikat. Hal ini  diantaranya Al Mubarakfuri rahimahullah dalam Tuhfatul Ahwadzi (IX:271).

Perhatikan betapa besarnya fadhilah membaca doa saat keluar rumah ini, sayangnya doa ini sering kita lalaikan. Allahul Musta’an..

Ajarkanlah doa ini juga pada anak-anak kita.

Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammadin.

 ♻ Silahkan disebarluaskan

​مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ​

Barangsiapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." ​[HR. Muslim]​

​*سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ لَا إِلَه إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ ​

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ

Penyusun: Hendra Ibni Bahrayni


Rabu, 17 Juli 2019

suamimu Tak seburuk FIR'AUN


بسم الله الرحمن الرحيم

SUAMIMU TAK SEBURUK FIR’AUN…

Wahai kaum wanita, saat ini anda bisa saja berkata: ‘nasib oh nasib, punya laki kayak gini.. mimpi buruk apa ya aku dulu..?’

‘Udah duitnya seret, ngomel terus, mana ndak cakep, kentutnya bau lagi..’

Wahai kaum istri, keep calm please..

Coba untuk sejenak anda menjawab pertanyaan berikut:

Siapa yang lebih buruk, suamimu atau Fir’aun ?

Namun demikian sejelek apapun Fir’aun ternyata tidak menghalangi istrinya yaitu Asiyah bintu Muzahim menjadi wanita penghuni surga. Bahkan kisah dan ketegaran batinnya diabadikan dalam Al Qur’an.

{ وَضَرَبَ اللَّه مَثَلًا لِلَّذِينَ آمَنُوا امْرَأَة فِرْعَوْن إِذْ قَالَتْ رَبّ ابْن لِي عِنْدك بَيْتًا فِي الْجَنَّة }

“Dan Allah membuat isteri Fir’aun sebagai perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Robbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam Firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zholim.” ( QS: At Tahrim 11)

Percayalah saudari, kalau anda mendambakan kebahagiaan, percayalah bahwa kebahagian itu hanya Allah yang punya, bila anda beriman dengan baik, pasti anda bahagia, sebagaimana Asiyah bintu Muzahim bisa tetap berbahagia walau suaminya adalah manusia paling jahat di dunia.

Saudariku ! Selama anda mengharapkan kebahagiaan dari suami anda niscaya anda kecewa dan menderita.

Namun setiap kali anda fokus menunaikan tugas dan kewajiban anda sebagai istri, sedangkan hak dan kebahagian hidup anda, hanya anda pinta kepada Allah Yang Maha Kuasa, niscaya anda bahagia, siapapun suami anda.

Bila anda berkata: ‘kok bisa ya wanita sholehah dinikahi lelaki jahat seperti itu ?’

Ya.. untuk membuktikan dan menguji kekuatan iman Asiyah bintu Muzahim, karena kalau tanpa ujian, niscaya kesempurnaan iman beliau tidak terbukti.

Terlebih bagi saya dan juga anda, sehingga bisa jadi anda akan bertanya: ‘apa hebatnya dia sehingga kita dianjurkan meneladaninya dan dia dimasukkan ke dalam surga ?’

Nabi Muhammad Shollallahu ’alaihi wasallam bersabda :

“إن عظم الجزاء مع عظم البلاء ، وإن الله تعالى إذا أحب قوما ابتلاهم، فمن رضي فله الرضا، ومن سخط فله السخط ” حسنه الترمذي.

“Sesungguhnya besarnya pahala itu setimpal dengan besarnya ujian, dan sesungguhnya jika Allah Ta’ala mencintai suatu kaum, maka Ia akan mengujinya.

Barang siapa yang ridho dengan ujian itu maka baginya keridhoan Allah, dan barang siapa yang marah/benci kepada ujian tersebut, maka baginya kemurkaan Allah” (Hadits Riwayat Imam At Tirmizi)

Jadi suamimu kayak gitu.. karena Allah sayang kepadamu, agar engkau bisa berjiwa besar, dan dapat pahala besar.

Selamat mencoba, semoga bahagia selalu bersamanya.

📝 Oleh Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, MA  حفظه الله تعالى

🔊 [ 📖 ] BBG Al-Ilmu

#copas

JIKA MAMPU, TERUSLAH HADIR DALAM TIAP MAJELIS ILMU

Senin, 15 Juli 2019

MANHAJ DI DALAM BERAGAMA


Bismillah

MANHAJ DIDALAM BERAGAMA

Judul asli: Pentingnya Sikap Ilmiah dalam Beragama.

16 July 2019

Agama Islam ini dibangun di atas ilmu. Beragama itu dengan ilmu, bukan dengan perasaan, bukan dengan sekedar “pendapat terbanyak”,  bukan dengan wangsit & mimpi, bukan juga dengan sekedar warisan adat turun-temurun.

Muhammad bin Sirin  berkata,

ﺇﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺩﻳﻦ ﻓﺎﻧﻈﺮﻭﺍ ﻋﻤﻦ ﺗﺄﺧﺬﻭﻥ ﺩﻳﻨﻜﻢ

”Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka perhatikanlah dari siapakah kalian mengambil agama kalian.” [Muqaddimah Shahih Muslim]

Agama Islam adalah agama yang ilmiah. Contohnya adalah dalam dunia akademis, seseorang harus mencantumkan jurnal dan sumber ilmiah dari nukilan yang kami sebutkan. Apabila tidak, tentu nilai ilmiahnya tidak akan sempurna atau bahkan diragukan kebenarannya. Dalam ajaran Islam pun demikian, kita diajarkan bersikap ilmiah agar tidak semata-mata berpendapat sendiri tanpa ada sumber rujukan yang jelas, bahkan dalam masalah kontemporer sekalipun harus ada sumber ilmiah yang dijadikan rujukan. Menyampaikan suatu pendapat tanpa ada rujukan sebelumnya akan mengurangi keilmiahan hal tersebut.

Perhatikan perkataan Imam Ahmad berikut:

إيَّاكَ أنْ تتكلمَ في مسألةٍ ليسَ لكَ فيها إمامٌ

“Berhati-hatilah berkata dalam satu permasalahan yang engkau tidak memiliki pendahulunya.” [Siyaru A’laamin-Nubalaa’, 11/296].

Contoh lainnya lagi adalah adanya ilmu sanad dalam agama Islam. Ilmu sanad ini sangat ilmiah, kita bisa mengecek keilmiahan suatu pendapat dari ilmu sanad ini.

Abdullah bin Mubarak berkata,

إن الإسناد من الدين، ولولا الإسناد لقال من شاء ما شاء

“Sanad itu bagian dari agama. Kalau lah tidak ada ilmu Isnad, pasti siapaun bisa berkata apa yang dia kehendaki.” [HR. Muslim]

Sofyan Ats-Tsauri berkata:

الإسناد سلاح المؤمن فإذا لم يكن معه السلاح فبأي شيء يقاتل

“Sanad adalah senjatanya orang-orang beriman. Apabila tidak ada senjata tersebut, lalu dengan apa mereka berperang?” [Jami Al-Ushul hal 109]

Masih sangat banyak contoh bahwa Islam adalah agama yang ilmiah dan menjunjung tinggi ilmu. Sikap keilmiahan ini hanya bisa didapat dengan menuntut ilmu. Agama Islam mendorong kita untuk selalu berilmu, mempelajari hal yang bermanfaat baik dunia maupun akhirat. Allah mengangkat derajat orang yang berilmu. Allah berfirman,

يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Al-Mujadilah: 11)

Allah juga menegaskan bahwa tentu tidak sama antara orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu. Allah berfirman,

Allah Ta’ala berfirman

هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الألْبَابِ

“Apakah sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu? Sesungguhnya hanya orang yang berakallah yang bisa mengambil pelajaran.”(QS. Az-Zumar: 9)

Semoga kita selalu bisa menumbuhkan sikap ilmiah dalam beragama agar kita bisa selamat dunia dan akhirat.

@ Lombok, Pulau seribu Masjid

Penyusun: Dr. Raehanul Bahraen hafidzahullah

Sumber: https://muslim.or.id/47683-ilmiah-dalam-beragama.html

MENYIKAPI ORANG YANG MEMBENCI DAKWAH SALAFIYYAH



#copas

📡Mulia Manhaj Salaf :​​​

​ ​بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

❇ MENYIKAPI ORANG YANG MEMBENCI DAKWAH SALAFIYYAH.

📬 Pertanyaan:


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Nama: Eriel Febrian
Dari Group Manhaj Salaf Ikhwan 6

Saya ingin bertanya ustadz, bagaimana jika ada orang yang mengatakan salafy itu sesat, bagaimana menyikapi orang yang membenci dakwah salafy dan bagaimana jika ada pembubaran dakwah salafy yang dibubarkan oleh ormas-ormas yang tidak paham apa itu salaf. Wajibkah kita menegur atau menasehati orang itu ? Mohon penjelasannya ustadz.
Jazakallahu khair

📨 Jawab:

وعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

Seorang salafy tidak memiliki kata-kata jelek, tidak sibuk dengan klarifikasi atau membela diri. Mereka seakan kayu gaharu, yang ketika di lukai mengeluarkan bau harum. Yang muncul dari lisan mereka adalah doa dan ucapan selamat, mereka (salafy) selalu ingat firman Allah Ta'ala:

وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

"Adapun hamba-hamba Allah Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan salam". (QS. Al-Furqan: 63)

Mereka mudah memaafkan, rendah hati, dan banyak mengalah, terlebih menyikapi sikap tidak empati dan permusuhan sesama muslim.

Dan mereka membuktikan tuduhan dengan amal shalih, dan juga kebaikan. Bila pun di usir dari masjid, masih banyak masjid lain, seumpama seluruh masjid di tutup, masih ada rumah, bila di rumah tidak boleh, bisa di lapangan atau pinggir jalan.

Intinya bila yang menghalangi itu masih muslim, kita mengalah. Doakan dan balas dengan sikap yang baik dan empati. Seorang muslim tidak di kenal dengan laknat dan umpatan.

✍ Dijawab Oleh Ustadz Abu Abdurrahman bin Muhammad Suud al Atsary حفظه الله تعالى

https://dakwahmanhajsalaf.com/2019/07/menyikapi-orang-yang-membenci-dakwah-salafiyyah.html

┈┉┅•●❀🌻💫🌻❀●•┅┉┈
​​​♻ Repost by:​​​
📚  ​Mulia Manhaj Salaf​​ 💎 ​group sharing kajian islam via WhatsApp Chanel Mulia Manhaj Salaf​

​مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ​

​"Barangsiapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya"​ ​[HR. Muslim]​

​​⛔ ​"SYARAT MENJADI ANGGOTA MULIA MANHAJ SALAF TIDAK DI PERBOLEHKAN POSTING APAPUN SELAIN ADMIN GROUP ANGGOTA YANG INGIN POSTING DI IZINKAN DI SAAT KAJIAN LIBUR YAITU HARI JUMAT DAN SABTU"

📌 ​​Bagi saudara/i yang ingin bergabung ke Group WhatsApp Mulia Manhaj Salaf
silahkan bisa meng-klik link WhatsApp salah satu (menurut jenis kelamin anda) dibawah ini:

Mulia Manhaj Salaf (grup ikhwan):

Ikhwan 1 https://bit.ly/2LLctXY

Ikhwan 2 https://bit.ly/2XM7it1

Mulia Manhaj Salaf (grup akhwat):

Akhwat 1 https://bit.ly/2LiOgJa

Akhwat 2 https://bit.ly/2YZIQ9f

Akhwat 3 https://bit.ly/2JF5XPT

Bagi member yang sengaja salah memilih grup akan admin keluarkan dari grup tanpa pemberitahuan !

​سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ لَا إِلَه إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Minggu, 14 Juli 2019

Ikhlaskanlah Niat Dalam Berdakwah Karena Nabi Saja Ada Yang Tidak Punya Pengikut


#Nabi Saja Ada Yang Tidak Punya Pengikut.

“MasyaAllah, pasti Ustadz tenar ni, followernya banyak sekali”
“Ini baru ustadz yang bener, followernya aja segitu banyaknya”

Sebagian (kecil) ustadz dan aktifis dakwah ada yang tujuan utamanya adalah menjadi terkenal dan mengumpulkan massa, pengikut atau follower. Tentunya agar lebih mudah menggandeng follower dan meraih massa dengan cepat harus tahu apa yang “diinginkan oleh pasar”. Karenanya tidak heran kalau ustadz yang agak laku sekarang adalah:

– ustadz yang bisa melucu, kalau bisa melawak yang membuat terpingkal-pingkal walaupun wibawa jatuh

-ustadz yang bisa nyanyi juga kalau perlu

-ustadz yang, ehem agak ganteng  dan muka menjual sedikit

-ustadz yang doyan cerita-cerita yang membuat takjub, merasa aneh, pintar memotivasi walaupun bahannya ceramah tidak Islami

-dll

Dan yang perlu kita perhatikan bersama adalah, keberhasilan dakwah bukan dengan banyaknya pengikut atau banyaknya yang berhasil kita dakwahi. Akan tetapi bukan berarti juga ustadz atau aktifis dakwah yang banyak diikuti adalah sesat. Akan tetapi cara dan niatnya yang perlu diperhatikan.

Berikut sedikit pembahasan mengenai hal ini.

#Ada nabi yang tidak punya follower/pengikut sama sekali

Keberhasilan dakwah bukan dilihat dari banyaknya pengikut, jika tolak ukurnya adalah keberhasilan dalam segi jumlah, maka nabi yang hanya punya pengikut satu orang atau tidak punya pengikut sama sekali bisa dibilang dakwahnya gagal.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallampernah bersabda,

مَا صُدِّقَ نَبِيٌّ (مِنَ الأَنْبِيَاءِ) مَا صُدِّقْتُ، إِنَّ مِنَ الأَنْبِيَاءِ مَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُ مِنْ أُمَّتِهِ إِلاَّ رَجُلٌ وَاحِدٌ

“Tidaklah seorang Nabi (dari para Nabi) dibenarkan sebagaimana aku dibenarkan, sesungguhnya diantara para Nabi ada yang tidak dibenarkan oleh ummatnya kecuali hanya oleh satu orang.”
~ as-Silsilah ash-Shahihah 1/684

#Bahkan ada yang tidak punya pengikut sama sekali.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

…عرضت علي الأمم، فرأيت النبي و معه الرهط، والنبي و معه الرجل والرجلان والنبي ليس معه أحد

“Diperlihatkan kepadaku umat-umat, lalu aku melihat seorang Nabi bersamanya ar-rahth (sekelompok orang yang terdiri dari 3-10 orang), dan seorang Nabi bersamanya seorang dan dua orang, dan seorang Nabi tidak ada bersamanya seorangpun…..” [HR. Bukhari dan Muslim]

Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata,

وفي الحديث دليل واضح على أن كثرة الأتباع وقلتهم ، ليست معيارا لمعرفة كون الداعية على حق أو باطل ، فهؤلاء الأنبياء عليهم الصلاة والسلام مع كون دعوتهم واحدة ، ودينهم واحدا ، فقد اختلفوا من حيث عدد أتباعهم قلة وكثرة

“Kandungan hadits menunjukkan dalil yang tegas bahwa banyak dan sedikitnya pengikut bukanlah tolak ukur untuk mengetahui apakah seorang dai di atas kebenaran atau di atas kebatilan. Mereka para nabi saja, dakwah dan agama mereka satu (sama), akan tetapi berbeda dalam jumlah pengikut mereka.”
~ as-Silsilah ash-Shahihah 1/684

#Banyaknya jumlah bukanlah tolak ukur kebenaran

Bahkan jumlah yang banyak dan kata-kata banyak dalam syariat mayoritasnya kurang baik. Jika kita mengikuti kebanyakan manusia maka kita bisa “terpleset”.

Allah Ta’ala berfirman :

وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ

“Dan tidaklah kebanyakan manusia itu beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya.” (QS. Yusuf ayat 103)

Dan firman Allah Ta’ala,



وَ إْن تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الأَرْضِ يُضِلُّوْكَ عَنْ سَبِيْلِ اللهِ

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang di muka bumi Ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.“ (Qs. Al-An’am ayat 116)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata menafsirkan,

يخبر تعالى عن حال أكثر أهل الأرض من بني آدم أنه الضلال، كما قال تعالى: {ولقد ضل قبلهم أكثر الأولين} [الصافات: 71]

“Allah memberitakan bawah keadaan mayoritas penduduk bumi dari anak Adam adalah dalam kesesatan (tidak mendapat petunjuk yang benar) sebagaimana pula firman Allah “Sungguh Telah sesat juga kebanyakn orang sebelum kalian.” (Qs. as-Shaffat ayat 71)
~ Tafsir Ibni Katsir 3/322, Darut Thayyibah, 1420 H, syamilah

Demikian semoga bermanfaat

Penulis: Ustadz. Raehanul Bahraen hafizhahullah
@gedung Radiopoetro, FK UGM, Yogyakarta tercinta

__________________________
Copas dari: https://bit.ly/2YO4aOG dengan sedikit penyusunan ulang oleh Hendra Ibnibahrayni

Sabtu, 13 Juli 2019

Cara Berdalil Menurut Imam Syafi'i



📡```​​​Manhaj Salaf WhatsApp Group :​​​```

​ *​بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ*

*Cara berdalil menurut imam Asy Syafi’i*

Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi'i rahimahullah mengatakan:

والعلم طبقات شتى:

"Ilmu itu bertingkat-tingkat:

الأولى الكتاب والسنة إذا ثبتت السنة

"Pertama: Al Kitab (Al Qur'an) dan As Sunnah jika derajatnya shahih".

ثم الثانية الإجماع فيما ليس فيه كتاب ولا سنة

"Kedua: ijma (sahabat Nabi), ketika tidak ada dalil dari Al Qur'an dan As Sunnah".

والثالثة أن يقول بعض أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم ولا نعلم له مخالفا منهم

"Ketiga: pendapat sebagian sahabat Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam yang tidak kita ketahui adanya pendapat sahabat lain yang menyelisihinya"

والرابعة اختلاف أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم في ذلك

"Keempat: beberapa pendapat para sahabat Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam dalam masalah tersebut"

الخامسة القياس على بعض الطبقات

"Kelima: melakukan qiyas terhadap sebagian tingkatan di atas"

ولا يصار إلى شيء غير الكتاب والسنة وهما موجودان وإنما يؤخذ العلم من أعلى

"Dan tidak boleh mengambil dalil selain Al Qur'an dan As Sunnah selama ada dalil dari keduanya. Ilmu itu diambil dari paling atas terlebih dulu"

(Al Umm, 7/282; Al Makdhal ilas Sunanil Kubra [110])

Kita lihat betapa beliau sangat kencang untuk berhujjah dengan dalil Al Qur'an dan Sunnah juga dengan pemahaman salafus shalih.

Maka hendaknya kita mengambil faedah dari beliau, untuk senantiasa mendahulukan Al Qur'an dan Sunnah serta pemahaman para salafus shalih dari pada pendapat-pendapat orang lain, opini pribadi, filsafat dan logika-logika.

Semoga Allah memberi taufik.

@fawaid_kangaswad

♻ _Silakan disebarluaskan_

═══ ¤❁✿❁¤ ═══
*Sumber: Telegram:* t.me/fawaid_kangaswad

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•
​​​♻ *Repost by:​​​*
📚  ​```Manhaj Salaf WhatsApp Group```   💎 ​group broadcast kajian islam via WhatsApp Chanel *Manhaj Salaf​*

​مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ​

```​"Barangsiapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya."```​ ​[HR. Muslim]​

​​⛔ ```​"SYARAT MENJADI MEMBER GRUP WHATSAPP MANHAJ SALAF, MEMBER TIDAK DI PERBOLEHKAN POSTING APAPUN SELAIN ADMIN GROUP, TETAPI MEMBER BOLEH MENSHARE KEMBALI POSTINGAN-POSTINGAN DALAM GROUP KE SOSMED YANG LAIN."```​

```📌 ​​Bagi saudara/i yang ingin bergabung``` *ke Group WhatsApp Manhaj Salaf*
```silahkan bisa meng-klik link WhatsApp salah satu (menurut jenis kelamin anda) bawah ini:```​

Manhaj Salaf (Grup ikhwan):

Ikhwan 1 https://bit.ly/2XHbZtc

Ikhwan 2 https://bit.ly/2ScHXHt

Ikhwan 3 https://bit.ly/2XIjhwD

Manhaj Salaf (Grup akhwat):

Akhwat 1 https://bit.ly/32n1Tfy

Akhwat 2 https://bit.ly/2JvyEzD

_Bagi member yang sengaja salah memilih grup akan admin keluarkan dari grup tanpa pemberitahuan !_

Mau tanya ustadz? klik link ini: https://bit.ly/2NT3eHU

*​سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ لَا إِلَه إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ* *وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ​*

Rabu, 03 Juli 2019

Kaidah Penting Dalam Kitab Syarhus Sunnah Point Keenam


ﻗﺎﻝ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﺒﺮﺑﻬﺎﺭﻱ:

[٦] واحذر صغار المحدثات من الأمور؛ فإن صغير البدع يعود حتى يصير كبيرا، وكذلك كل بدعة أحدثت في هذه الأمة، كان أولها صغيرا يشبه الحق، فاغتر بذلك من دخل فيها، ثم لم يستطع الخروج منها، فعظمت وصارت دينا يدان [به] فخالف الصراط المستقيم، فخرج من الإسلام،

 فانظر رحمك الله كل من سمعت كلامه من أهل زمانك [خاصة] فلا تعجلن، ولا تدخلن في شيء [منه] حتى تسأل وتنظر هل تكلم به أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم [أو أحد من العلماء؟] فإن وجدت فيه أثرا عنهم فتمسك به، ولا تجاوزه لشيء، ولا [تختر] عليه شيئا فتسقط في النار. ~ شرح السنة. ٦

Matan diatas copypaste dari: http://madrasato-mohammed.com/maowsoat_aqida_sunnah_02/pg_148_0001.htm

#Terjemahan

بسم الله الرحمن الرحيم

Al-Imam al-Barbahãri berkata,

6. Hati-hatilah terhadap perkara-perkara baru yang kecil (dalam agama). Karena bid'ah yang kecil lambat laun akan menjadi besar. Seperti itulah setiap bid'ah yang diada-adakan dalam tubuh umat ini. Pada awalnya kecil, mirip dengan kebenaran. Orang yang mengerjakannya pun tertipu. Kemudian, semakin lama ia tidak bisa keluar darinya. Sehingga menjadi besarlah bid'ah yang di dilakukan tersebut, dan menjadi agama yang ia beragama dengannya. Dengan demikian, ia pun menyelisihi jalan yang lurus dan keluar dari islam.

     Maka perhatikanlah (mudah-mudahan Allah merahmatimu) perkataan yang engkau dengar dari orang-orang yang berada di zamanmu secara khusus. Jangan tergesa-gesa dalam menerimanya, dan jangan turut campur dalam perkataan tersebut sampai engkau bertanya dan melihat; apakah perkataan tersebut pernah dikatakan oleh para sahabat Rasulullah Shalallãhu 'alaihi wasallam atau salah seorang dari ulama? Jika engkau mendapati pada perkataan tersebut (ada atsar) dalil yang mendukungnya, maka peganglah ia. Jangan engkau langkahi karena alasan tertentu, dan jangan sekali-kali membuat pilihan di atasnya, sehingga akibatnya engkau jatuh ke dalam neraka. ~ Syarhus Sunnah. (no. 6)

[Terjemahan diatas disalin dari Buku Syarhus Sunnah, Penerbit, Pustaka At-Taqwa, cetakan ke 5, hlm 12-13. penerjemah: Ustadz Fathur Rabbani bin Yazid Jawas hafidzhahullah.]


Penyusun: Hendra Ibnibahrayni
Tebas; Rabu 30 Syawal 1440h/3 Juli 2019.

Silahkan Share, Semoga bermanfaat.

Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu 'anhu Saat Memerangi Kaum Murtad


Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu'anhu Saat Memerangi Kaum Murtad.

     Al-Khattabi menjelaskan bahwa kaum murtad pada zaman Abu Bakar ada dua macam. Macam pertama adalah orang-orang yang murtad dan kembali kufur: Mereka ini ada yang MENGIKUTI nabi-nabi PALSU seperti Musailamah dan al'Aswad al-'Ansi dan mengingkari kenabian Muhammad ﷺ. Ada juga yang MENGINGKARI SYARIAT ISLAM dan kembali ke KEBIASAAN JAHILIYAH. Macam kedua adalah orang-orang yang memisahkan antara SHALAT dan ZAKAT. Mereka menetapkan (mengakui) KEWAJIBAN SHALAT tapi MENGINGKARI KEWAJIBAN MEMBAYAR ZAKAT.114

     Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu'anhu adalah sahabat yang paling lurus pendapatnya, dan paling memahami situasi dan kondisi. Imannya yang mendorong hal ini, zakat sejatinya adalah harta Allah, tidak bermanfaat syahadat seseorang tanpanya. Hal ini memang belum dipahami oleh kebanyakan sahabat saat itu. Namun Abu Bakar mengerti bahwa masalah ini tidak boleh dianggap remeh dan bersikap lemah dalam menghadapinya, apalagi baru saja Rasulullah ﷺ wafat. Umar bin al-Khattab Radhiyallahu'anhu mencoba membujuknya, "Wahai khalifah Rasulullah, kasihanilah mereka dan berlemah lembutlah." Abu Bakar berkata kepada Umar, "Apakah engkau keras pada masa jahiliyah dan menjadi pengecut pada masa Islam? Wahyu telah terputus dan agama ini telah sempurna. Apakah ia akan berkurang sementara aku masih hidup?"115

Umar berkata, "Demi Allah, Allah telah membukakan hati Abu Bakar, sehingga aku pun mengerti bahwa pendapatnya benar."116


_________________
114.     Syarah Shahih Muslim li an-Nawawi (1/202)
115.     Misykat al-Mashabih no. 6034
116.     HR. Al-Bukhari no. 1400


_________________
Dinukil oleh Hendra Ibni Bahrayni dari Buku: [Serial Khulafa ar-Rasyidin 1] Abu Bakar Ash-Shiddiq (hlm. 88-89) Penulis, Abu Jannah. Penerbit, Pustaka AL-INABAH.


Selasa, 02 Juli 2019

Download audio: Pembahasan kitab Aqidah ”Qathful Janaa Ad-Daani.” Oleh: Ustadz abdurrahman Thoyyib. Lc Hafidzhahullah


Download audio: Pembahasan kitab Aqidah ”Qathful Janaa Ad-Daani.” Oleh: Ustadz abdurrahman Thoyyib. Lc -Hafidzhahullah –
File Audio size 3 sampai 5 Mbean, masing-masing audio berdurasi 40 sampai (kurang lebih) 1 jam, File jenis AMR dengan kualitas terbaik.
Link Download:

Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. Aamiin
Penyusun: ibnbahrayni@gmail.com

Senin, 01 Juli 2019

Sikap Seorang Muslimah Terhadap Agamanya

Bismillah

Sikap Seorang Muslimah Terhadap Agamanya

Oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu rahimahullah

Sesungguhnya seorang muslim-baik pria ataupun wanita-ketika masing-masing mereka menyatakan setia kepada Allah, juga menyatakan ridha bahwa Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, maka ia harus memberikan kepercayaan yang total dan sempurna kepada ajaran-ajaran Islam, sebab ajaran-ajaran tersebut bersumber dari Allah dan datang untuk kebahagiaan kaum pria ataupun wanita di dunia dan di akhirat.

Allah telah berfirman (yang artinya):
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiada lain ucapan: “Kami mendengar, dan kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (An-Nuur: 51)

Oleh karena itu seorang wanita muslimah haruslah tunduk kepada ajaran dan hukum Islam yang datang untuk keagungan dan kemuliaannya, serta demi membela hak-haknya terhadap kaum pria, dan hak-hak yang sesuai dengan tabiat fitri yang telah Allah jadikan di dalam dirinya. Dan Allah lebih mengetahui tentang apa yang Dia ciptakan. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya):
“Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” (Al-Mulk: 14)

Maka kalau kaum wanita mau mendengar dan menaati perintah Allah dan perintah Rasul-Nya, mereka akan mendapatkan kemenangan di dunia dan di akhirat.

Al-Quran telah memberikan isyarat tentang bagaimana seorang muslimah bersikap terhadap agamanya. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya):
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (Al-Ahzaab: 36)

Dan Allah Ta’ala telah mengancam orang yang menyelisihi perintah Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman:

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيْبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيْبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ

“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (An-Nuur: 63)

Ibnu Katsir menjelaskan: “Maka orang-orang yang menyelisihi syari’at Rasulullah baik secara lahir maupun batin, hendaklah mereka itu khawatir dan takut  { أَنْ تُصِيْبَهُمْ فِتْنَةٌ }  (akan tertimpa fitnah), maksudnya fitnah yang menimpa hati-hati mereka berupa kekufuran, kemunafikan dan kebid’ahan. { أَوْ يُصِيْبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ }  (atau tertimpa azab yang menyakitkan), maksudnya azab di dunia dengan pembunuhan, penerapan hukuman hadd, hukuman penjara dan yang semisalnya.” (Disadur dari Takrimul Mar’ah fil Islam oleh tim redaksi Akhwat Shalihah)

September 16th, 2012 | Category: Aqidah & Manhaj

Copas dari sumber: http://akhwat.web.id/muslimah-salafiyah/aqidah-manhaj/sikap-seorang-muslimah-terhadap-agamanya/


Dakwah Salafiyah Dakwah Yang Di Berkahi Allah


Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafidzahullah sempat bercerita pada sesi tanya jawab di masjid Miah bogor, videonya baru selesai saya tonton, beliau mengatakan, dulu sekitar sepuluh tahun yang lalu pernah beliau mau dauroh di masjid besar lombok tapi ada orang-orang yang tidak mengizinkannya mengisi dauroh tersebut,(***) akhirnya panitia daurah itu pun berinisiatif mengalihkan tempat lokasi dauroh, yang semula di rencanakan di masjid qodarullah bisa di pindahkan ke sawah. Dan itu tidak masalah, sabar kata Ustadz Yazid hafidzahullah, Alhamdulillah dauroh tetap berlangsung sampai selesai juga.

Dengan kesabaran, beliau hafidzahullahu ta'ala berkata memberikan sebuah kalimat yang kita semua harus yakin dengan kata-katanya,

"Dakwah ini dakwah yang di berkahi Allah, Allah pasti akan tolong dakwah ini."
____________

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala menjaga semua guru-guru kita dari penyimpangan, menambahkan pada mereka ilmu yang berkah (yang mengajarkan kita agama Islam yang sesuai dengan al-Qur'an dan Sunnah (hadits) menurut pemahaman salafush Shalih yang di berkahi Allah.) Semoga Allah memberikan pada mereka semua balasan pahala yang tak terhingga, memudahkan urusan-urusan mereka, semoga Allah menyediakan Surga firdaus untuk mereka, dan semoga kaum muslimin yang tulus mencari kebenaran di muka bumi ini Allah berikan petunjuk untuk mengenal as-Sunnah sebagai kebenaran yang mutlak dan mengamalkannya. Aamiin

NB
(***) karena orang belum tau betapa nikmatnya mengikuti dakwah salafiyah.

_______
Tebas; Senin 28 Syawal 1440h/1 Juli 2019M - jam 08:40 PM - Oleh: Hendra ibni Bahrayni