Rabu, 01 Januari 2020

Betapa Nikmat Hidup Dan Mati Bersama Ilmu

بسم الله الرحمن الرحيم

         Di antara contoh kesalahan terbesar tersebarnya fitnah (kerusakan), adalah: sebagian orang terlalu tergesa-gesa memberi penilaian.

         Baik berupa tuduhan, celaan, hinaan terselubung, meremehkan, juga kadang seseorang terlalu bermudah-mudahan (tergesa-gesa) dalam memberi julukan atau gelar-gelar yang mulia untuk disematkan kepada seseorang.

Contoh:
        Seseorang yang dilihatnya berpenampilah bak ulama, dia bilang Syaikh, seseorang yang berpenampilan seperti ustadz, dia panggil pak ustadz.

        Dan ada pula seseorang yang berpenampilan biasa-biasa saja dia bilang "ah abaikan sajalah dia, dia cuma seorang pembantu, miskin, anak bau kencur, pemalas, masih muda,...." dan lain sebagainya.   Akhirnya..., ketika kebenaran di sampaikan kepadanya (oleh orang yang dia anggap kecil) dia menolaknya, meremehkan orang dan yang semisalnya.

         Sementara, orang yang di ustadzkannya, yang di ulamakan tadi pun merasa bangga (karena merasa dimuliakan, padahal dia belum bahkan tidak pantas menyandang gelar mulia tersebut sebelum waktunya). setan akhirnya hanya nyengir melihat keadaan kalau sudah seperti ini, karena dia (setan) tidak perlu turun tangan lagi.

          Sebab, dia (setan) sudah tidak perlu capek-capek lagi menggoda manusia (akibat kebodohan yang masih dimiliki orang yang seperti ini), Setan tau bahwa manusia pun bisa menyesatkan manusia lainnya (dengan kondisi seperti hal yang disebutkan di atas).

            Maka dari itu, tidak lain hidup ini harus (bahkan wajib) punya ilmu... Betapa pentingnya ilmu bagi hidup seseorang, seseorang yang tidak mau mencari ilmu dia mungkin lebih buruk dari pada binatang... Binatang karena tak punya ilmu, hidupnya selalu tidak keluar dari tidur, bangun tidur, mencari rezeki untuk makan, makan, minum, berak, mandi, berjima', lihat kiri-lihat kanan, berkumpul-kumpul, kelahi, mengabaikan bunyi muadzin yang mengumandangkan adzan, apalagi mau sholat!? -maka kita sebagai yang Allah beri kelebihan dengan akal, bersyukurlah, berfikir dan renungkanlah tulisan ini, sebelum maut (mati) menjemput waktu usia kita- kembalilah kepada fitrah manusia yang sesungguhnya.

Al-Imam Ahmad bin Hanbal -rahimahullah- pernah berkata,
"Manusia sesungguhnya lebih membutuhkan ilmu agama daripada makanan dan minuman, Sebab makan dan minum dibutuhkan hanya sekali atau dua kali dalam sehari, tetapi ilmu itu dibutuhkan setiap saat." (maksudnya ketika kita sedang apa saja itu membutuh ilmunya)

           Ilmu itu pembeda antara kejahilan dengan kecerdasan dalam menilai sesuatu, seseorang yang berilmu maka dia akan dapat membedakan mana yang baik mana buruk, mana benar dan mana yang salah, mana bodoh dan mana yang cerdas.. dan seterusnya... tau dia.

          Tidak sampai disitu, bahkan dengan ilmu itu seseorang bisa membedakan mana diantara 2 mudhorot yang paling buruk mudhorotnya, dan dia juga bisa membedakan mana yang utama harus di dahulukan dari 2 maslahat yang lebih utama, begitu seterusnya... Wallahu a'lam.


_______________________
Penulis: al-faqir @ibnibahrayni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar