Senin, 04 Februari 2019

RACUN-RACUN PENYERU EMANSIPASI




RACUN RACUN PENYERU EMANSIPASI.

(Propaganda para munafik liberal dan usaha mereka untuk meruntuhkan martabat wanita dan merobek hijab mereka)


Ustadz Abu Abd Rahman bin Muhammad Suud Al Atsary

Seorang penyair berkata,

حور حرائر ما هممن بريبة

كظباء مكة صيدهن حرام


Para khur (bidadari) yang suci lagi mulia, tidak menginginkan sesuatu yang meragukan.

Bagai kijang Makkah, yang haram di buru.

Rasa malu (al khaya') diambil dari lafad al khayat (kehidupan), tidak ada kehidupan tanpa rasa malu.

Sifat malu adalah ciri manusia, fitrah, dan akhlak dalam islam.

Malu adalah bagian dari iman, ia adalah sifat terpuji.

Maka sifat malu membawa diri untuk berhias dengan keluhuran, dan dapat membentengi diri dari perilaku hina.

HIJAB bagi wanita adalah sarana yang paling efektif untuk menjaga rasa malu, melepaskannya sama saja dengan mencabut rasa malu dari diri seorang wanita.

Hijab di dalam islam adalah sarana perlindungan bagi wanita, kehormatan dan kemuliaannya.

Ia sarana identitas, pembeda antara yang shalihah dengan selain mereka.

Ia adalah benteng dari tabaruj (berhias menor), sufur (buka bukaan), ikhtilat (campur baur), perendahan, sehingga seorang wanita tidak menjadi singgahan para durjana.

Wanita adalah aurat, sedang hijab sebagai penutupnya.

Di dalam do'a kita, Nabi ﷺ mengajarkan,

أللهم استر عوراتي...

Ya Allah tutuplah auratku...
(HR. Abu Dawud).

Allah ﷻ, Rabb yang penuh kasih kepada para hamba - Nya, menetapkan salah satu sarana ibadah bagi para hamba wanita yang beriman, dengan mewajibkan mereka berhijab.

Maka wajib bagi setiap wanita beriman untuk komitmen atas apa yang diperintahkan Allah ﷻ kepada mereka, berupa memakai hijab, menutup tubuh, memiliki iffah (penjagaan diri) dan rasa malu.

Selain itu, hijab membawa kepada kesucian hati, baik prianya dan wanitanya, dan sarana ketaqwaan dan menjunjung kehormatan diri.

Menghindarkan diri dari tindak tercela para wanita tuna susila, binal, dan bermoral rendah dan rusak.

Yang terakhir, bahwa hijab itu menunjukkan keshalihan batin, karena keshalihan yang dzahir (tampak) , menunjukkan keshalihan batin (yang tersembunyi).

Berbeda dengan ungkapan wanita - wanita tuna susila yang tidak memiliki rasa malu itu, yang berucap,

"Lebih baik menjilbab-i hati, dari pada mereka yang berjilbab lahir, namun hatinya busuk"...

Tidak, kemudian tidak...

Merekalah wanita yang tidak memegang kepala dan sekaligus ekor, tidak bersih dzahirnya dan sekaligus najis hatinya, yang mengumpulkan dua keburukan, mentazkiyah (merasa sok suci) dan suudzan (buruk sangka) kepada wanita - wanita yang berkomitmen dengan agamanya.

Dua dosa itu, ditambah oleh mereka dengan dosa berikutnya, yakni kekufuran (ingkar) kepada perintah Rabb pencipta mereka (Allah ﷻ) dan kesombongan pada diri diri mereka di depan syariat.

أولى لك فأولى ، ثم أولى لك فأولى

Celakalaah kalian, kemudian celakalah kalian.
(Qs Qiyamah ayat 24-35).

Sebelum kita melanjutkan makar - makar para musuh islam kepada kaum muslimah,
Kita akan membahas tentang syarat umum jilbab,

Di antara syarat itu :

-Menutup seluruh bagian tubuh

-Bukan untuk berhias

-Tebal, tidak tipis, tidak juga membentuk lekuk tubuh

-Tidak memakai parfum atau minyak wangi yang keras baunya

-Tidak menyerupai pakaian pria

-Tidak menyerupai pakaian wanita - wanita kafir, atau tuna susila

-Bukan untuk pamer.

Kami tambah,
Hendaknya para wanita bertaqwa kepada Allah ﷻ atas pakaian mereka.

Sebagian wanita yang sudah berkomitmen hijrah, kadang masih sibuk dengan mode - mode tren, bordiran - bordiran yang rame, simbol - simbol, rumbai, dan juga tulisan - tulisan yang ada di baju,

Tentunya hal ini, masih membawa "virus" lama sebelum hijrahnya.

Lalu bagaimana dengan hukum cadar?
Para ulama mengatakan hukum cadar, apa wajib atau sunnah,

Kami memandang, dan mengikuti para ulama yang mewajibkan penggunaan cadar bagi wanita, terutama di jaman ini.

Ini pula yang disampaikan para imam kaum muslimin.

Seperti Imam Ibnu Abdil Barr, an Nawawy, Ibnu Taimiyah dan lainnya.

Apa yang dikatakan Imam Ibnu Hajar Al Asqolani?

Beliau berkata,
"kebiasaan wanita dari jaman dahulu sampai sekarang (jaman beliau) yakni menutup muka dari pandangan orang lain"
(Fath Bari 9/224).

Lalu, muncullah jaman, yang sebagaimana disebutkan shahabat yang mulia Anas bin Malik radiyallahuanha,

لا يأتي عليكم زمان إلا الذي بعده  شر منه ، حتى تلقوا ربكم

Tidak lah datang satu jaman, kecuali setelahnya lebih buruk dari sebelumnya, sehingga kalian menemui Rabb kalian.
(HR. Bukhari).

Terkhusus di Indonesia, Indonesia, negeri kaum muslimin yang kaya, negeri yang membuat mata dan liur kaum penjahat dari penjajah kafir menetes, untuk merampok dan memporakporandakan keadaannya, menguras kekayaannya, mencabik kesatuannya, dan membawa wanita wanitanya, menuju kubangan kehinaan.

Di mulai sejak jaman kolonial, ketika penjajah kafir menemukan individu yang mungkin bisa di gunakan sebagai ikon emansipasi, ikon pribumi yang memiliki jiwa kebaratan (western).

Ketika mereka mengangkat nama Kartini, sebagai "simbol pendobrak" dan contoh "kemajuan dan peradaban".

Meskipun Kartini tidak ada jasa bagi negerinya, kecuali korespondensinya dengan teman teman "londo" penjajah, dan teman teman yahudinya, yang mengeluhkan adat dan agamanya kepada mereka.
Sampai kemudian, muncul "pahlawan - pahlawan emansipasi sampai hari ini".

Hari dimana, wanita diukur dari hasil kerjanya, kontribusi untuk umum, ikhtilat di tempat kerja, dan mode - mode, serta kecerdasan, atau capaian - capaian yang menuntut kesetaraan mereka dengan pria dalam semua bidang,

Padahal,
و ليس الذكر كا الأنثى

Tidak sama antara pria dan wanita
(Qs Ali Imran 36).

Bagi orang kafir, liberal, feminis,komunis, penggiat jender, serta orang - orang semisal mereka,

"Adil itu sama" (???)

Inilah awal keburukan dan musibah.

Kemudian dilanjut, dengan munculnya pemilihan - pemilihan putri kecantikan, putri ini dan itu.

Yang sekarang acara semacam itu disponsori oleh pemilik media dan juga pendeta, pemilik MNC group, dan direktur PT Marta Tilaar.

Sebelumnya, muncul majalah majalah semacam FEMINA.

Femina, Fe/ faith : iman, mina /minus : kurang, femina = majalah wanita wanita kurang iman ???

Juga majalah -majalah semacam Nurani milik Jawapos group, majalah yang tidak memiliki nurani,  dan menentang poligami serta mengajarkan para muslimah untuk hidup hedonis, dan dikenal sebagai media yang nyiyir dengan islam, sebagaimana Tempo serta Kompas , Jawapos group adalah sebuah penerbit media yang membidani munculnya JIL.

Dulu ketika kami masih kecil, wanita - wanita kita malu keluar kecuali dengan rok panjang, apalagi di taman - taman baca al quran, wanita - wanita itu keluar dengan jilbabnya, dan memeluk al Quran, dengan sifat malu mereka, apakah jaman itu akan kembali ?

Sebagaimana jaman wanita - wanita Madyan,

فجاءته إحدا هما تمشي على إستحياء

 Kemudian datanglah padanya (Musa)  salah seorang dari mereka (wanita madyan) berjalan dengan malu...
(Qs Al Qoshshas 25).

Secara umum, merambahnya kehidupan pembaratan, western, hedonis, dan munculnya istilah tabaruj, sufur, dan ikhtilat yang merambah seluruh dunia islam, di awali dari Mesir di jaman kemunduran dinasti Utsmani /Otoman , dua ratus tahun lalu.

Dinasti yang dulu didirikan karena muasisnya berpegang kepada kitabullah dan sunnah, kemudian runtuh dan disebut sebagai "negara sakit", karena mereka melempar kitabullah dan sunnah, serta berpaling pada aqidah sufi yang sesat.

Jadilah daulah yang besar itu runtuh dari luar dan dalamnya, juga runtuh adab - adab para wanitanya.

Kehidupan sebelum itu, wanita - wanita berdandan dengan dandanan salaf mereka.

Sampai penjahat Mesir, Muhammad Ali Pasha, mengirim pemuda - pemuda ke barat, untuk belajar budaya barat, hukum positif Prancis dan Swis, mengambil aqidah dan adat mereka, baju dan dansa dansi mereka.

Kemudian setelah otak mereka yang inferior di depan budaya materialistik barat, diisi pemikiran yang jauh dari islam.

Sehingga mereka menjadi anjing - anjing barat, sebagaimana kaum sekuler, liberal, feminis di Indonesia, yang siap menyalak, untuk mengambil hati tuan nya, dan menghibahkan hidupnya untuk westernisasi.

Orang - orang itu telah curang terhadap ummat, berbuat jahat kepada agama islam,  membawa sial bagi keluarga, dan bangsanya sendiri.

Para westernis itu telah banyak menulis segala hal tentang wanita, kecuali dari aspek "keibuan", rasa malu, dan membuang fitrahnya.

Telah hilang cemburu ghirah pada diri mereka sebagai pria, bapak, dan suami.

Dan disayangkan, tipe suami yang punya cemburu pun mulai hilang.

Membiarkan anak dan istrinya kepasar - pasar hanya dengan daster tipis di atas lutut... di mana "ayah" ????

Ketahuilah wahai saudariku para wanita muslimah, yang beragama lagi taat.

Konsep "kebebasan", "kesetaraan jender" berasal dari kaum kafir nasrani yang memberontak pada dogma gereja, bahwa wanita adalah ular, yang menyebabkan Adam terusir, sumber keburukan, dan aib.

Kemudian munculah protes dan menjadilah sebuah gerakan bahwa agama (kristen) dan kemajuan tidak bisa bertemu.

Hal ini kemudian menjadi besar dan dasar watak manusia yang cenderung menyeleweng mendominasi, semua keburukan dan kemunduran mereka anggap dari agama, dan dengan memperturutkan hawa nafsu serta kemajuan akal, kebebasan, persamaan, dan kemerdekaan adalah sumber segala kemajuan.

Jadi, emansipasi adalah konflik intern orang - orang kafir sendiri, yang kemudian hal ini dikampaye kan di negeri - negeri kaum muslimin, dan di amini "wanita - wanita femina" yang kurang iman,  di antara mereka.

Sesunguhnya, awal adalah pintu gerbang akhir, permulaan adalah pintu dari penghabisan.

Rintangan pertama dari para westernis dan para penyeru emansipasi adalah jilbab dan hijab, bila ini sudah tertanggalkan, yang paling akhir, mereka akan  menghapuskan islam dari kaum muslimin menuju ateisme.

Apa yang diharap dari satu kaum yang telah kehilangan aqidah, adab dan orientasi akhiratnya, menuju pada penurutan hawa nafsunya.

Maka hendaknya setiap muslim bertaqwa kepada Allah ﷻ , menjaga diri, keluarga, terkhusus yang wanita.

Kepada setiap wanita, agar mereka kembali pada tuntunan awal shahabiyah dan salaf mereka, menjadikan jilbab dan hijab sebagai identitasnya.

Dan terakhir,  kepada para dai, ulama, dan para penulis, mereka adalah benteng ummat ini, tanggung jawab mereka berat dan besar, hendaknya mereka mengingatkan ummat akan bahaya ini, dan mengembalikan ummat pada perbaikan awal dari pondasi dakwah para rasul.

Semoga Allah ﷻ memperbaiki keadaan ummat ini, dan berkenan memberikan hidayah kepada kita semua.

Maraji:

 Kami telah mengambil faidah yang banyak dari kitab yang bermanfaat,

كتاب : حراسة الفضيلة

Syaikh Dr Bakr bin Abdillah Abu Zaid rahimahullah, anggota kibar ulama Saudi.

Dan tulisan ini untuk mengingatkan dan memberi semangat seluruh keluargaku, istri, saudariku, dan seluruh wanita kaum muslimah

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar