Rabu, 13 Februari 2019

MENGGHIBAH AHLUL BID'AH


MENGGHIBAH AHLUL BID'AH


Oleh : Abu Fadhel Majalengka

     Kenapa para ulama dari zaman ke zaman senantiasa membicarakan dan membantah tentang bahaya bid'ah dan para pegiatnya? Dan kenapa para ulama membolehkan menggibhah bid'ah dan para pelakunya? Itu semua dalam rangka membentengi umat ini dari bahaya bid'ah dan pelakunya.

Berkata Al Imam Ahmad rahimahullah :

لا غيبـــة لأصحـــاب البـــدع ).( طبقات الحنابلة (2/274)).
“Tidak disebut ghibah untuk membicarakan ahli bidah”. (Thabaqat al-Hanabilah: 2/274)

Berkata Ibrahim rahimahullah :

ليــس لصاحــب بدعــة غيبـــة ) (الإبانـــة(2/449)).
“Membicarakan ahli bidah bukanlah ghibah.”. (Al-Ibanah: 2/449)

Berkata Al-Hasan rahimahullah :

ليـس لصاحب بدعـة غيبـة، ولا لفاسق يعلن فسقـه غيبـة) (شرح أصول السنة للألكائي (1/158))
“Membicarakan ahli bidah bukanlah ghibah. Dan menjelaskan kefasikan orang fasik secara terang-terangan bukanlah ghibah.”. (Syarh Ushulus Sunnah, karya al-Lalikai: 1/158)

Berkata Ismail bin Ulayyah rahimahullah :

إن هذا أمانة، ليس بغيبة).(الكفايـة للخطيب ص: (61)).
"Mengkritisi seseorang demi maslahat agama atau orang banyak–,: “Ini adalah amanah, bukan ghibah!”. (Al-Kifayah, al-Khatib: 61)

     Kalau kita diam saja membiarkan bid'ah berkembang biak atau tidak mengingkarinya, padahal kita mampu, maka sungguh kita telah melindungi kebid'ahan.

Berkata Asy Syaikh Al 'Allamah Al Fauzan hafizhahullah :

ﻓﻤﻦ ﺭﺿﻲ ﺑﺎﻟﺒﺪﻋﺔ، ﻭﻟﻢ ﻳُﻨﻜﺮﻫﺎ ﻭﻫﻮ ﻳَﻘﺪِﺭ ﻓﻘـﺪ ﺁﻭاﻫﺎ، ﻳﻌﻨﻲ: ﻣﻦ ﺭﺃﻯ اﻟﺒﺪﻉَ ﻭﺳﻜﺖ ﻭﻟﻢ ﻳﺘﻜﻠﻢ ﻓﻲ ﺇﻧﻜﺎﺭﻫﺎ ﻭاﻟﺒﻴـﺎﻥ ﻟﻠﻨّﺎﺱ ﺃﻧّﻬﺎ ﺑﺪﻉ، ﻓﻘﺪ ﺁﻭاﻫﺎ، ﻳﻌﻨﻲ ﺣﻤَﺎﻫﺎ ﺑﺴﻜﻮﺗﻪ ﻭﺗﺮﻛﻪ ﻟﻬﺎ، ﻓﻴﻜﻮﻥ ﻣﺴﺘﻮﺟﺒﺎ ﻟﻠﻌﻨﺔ، ﻓﻜﻴﻒ ﺇﺫا ﺩﻋﺎ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﻭﺩاﻓﻊ ﻋﻨﻬﺎ- ﻭاﻟﻌﻴﺎﺫ ﺑﺎﻟﻠﻪ- 》.إعــانةُ المُستفيد بشرح كتــاب التوحيد صـ 170 ج1
"Barangsiapa yang ridha dengan kebid'ahan dan tidak mengingkarinya, padahal dia mampu, maka sungguh dia telah melindungi kebid'ahan tersebut.
Maksudnya: barangsiapa yang melihat perkara-perkara bid'ah, kemudian dia diam
dan tidak berbicara untuk mengingkarinya
serta tidak menjelaskan kepada manusia bahwa perkara tersebut adalah bid'ah, maka berarti dia telah melindunginya, yaitu menjaganya dengan sebab dia mendiamkan dan meninggalkannya.
Oleh karena itu dia pantas mendapatkan laknat, lalu bagaimana jika dia menyeru kepada bid'ah tersebut dan membelanya? Wal 'iyadzu billah. (I'anatul Mustafid bi Syarh Kitab At Tauhid, Juz ke-1 hal. 170)

Adalah tugas kita para penuntut ilmu dan para ustadz untuk senantiasa menyebarkan dakwah sunnah ini ditengah maraknya kebid'ahan. Jangan biarkan para pegiat bid'ah terus berkreasi, berinovasi dan memodifikasi ajaran islam ini. Jangan biarkan mereka mengkolaborasi amalan ibadah dengan maksiat. Semisal doa, dzikir atau selawat dikolaborasi dengan nyanyian, musik, tarian dan maksiat lainnya. Kalau ini dibiarkan, maka sunnah akan mati.

Berkata Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma :

مَا أَتَى عَلَى النَّاسِ عَامٌ إِلا أَحْدَثُوا فِيهِ بِدْعَةً، وَأَمَاتُوا فِيهِ سُنَّةً، حَتَّى تَحْيَى الْبِدَعُ، وَتَمُوتَ السُّنَن
ُ

“Setiap tahun ada saja orang yang membuat bid’ah dan mematikan sunnah, sehingga yang hidup adalah bid’ah dan sunnah pun mati.” (HR. Ath Thobroniy dalam Al Mu’jam Al Kabir)

Berkata Hasan bin ‘Athiyah rahimahullah:

ما ابتدع قوم بدعة في دينهم إلا نزع الله من سنتهم مثلها ولا يعيدها إليهم إلى يوم القيامة
“Tidaklah suatu kaum melakukan suatu perkara yang diada-adakan dalam urusan agama mereka (bid’ah) melainkan Allah akan mencabut suatu sunnah yang semisal dari lingkungan mereka. Allah tidak akan mengembalikan sunnah itu kepada mereka sampai kiamat” (Lammud Durril Mantsur, hal. 21)

Berkata Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu anhu :

مَا ابْتُدِعَتْ بِدْعَةٌ إِلا ازْدَادَتْ مُضِيًّا , وَلا تُرِكَتْ سُنَّةٌ إِلا ازْدَادَتْ هَرَبًا
“Tidak ada suatu bid’ah yang dilakukan kecuali bid’ah tersebut akan bertambah banyak, dan tidaklah sunnah ditinggalkan melainkan sunnah tersebut akan semakin jauh.” (Al-Ibanah Ibnu Batthah 1/351)

     Selain sunnah akan mati jika bid'ah dilestarikan, juga menyebabkan orang-orang akan mengira dan menuduh orang yang mengamalkan sunnah dianggap membuat perkara baru dalam agama. Dianggap membawa ajaran baru. Ini sangat membahayakan.

Berkata Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu :

كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا لَبِسَتْكُمْ الفِتْنَةُ يَرْبُو فِيهَا الصَّغِيرُ، وَيَهْرَمُ فِيهَا الْكَبِيرُ، وَيَتَّخِذُهَا النَّاسُ سُنَّةً، فَإِنْ غُيِّرَ مِنْهَا شَيْءٌ قِيلَ غُيِّرَتِ السُّنَّةُ» ، قَالُوا: مَتَى يَكُونُ ذَلِكَ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ ؟ قَالَ : « إِذَا كَثُرَتْ قُرَّاؤُكُمْ، وَقَلَّتْ أُمَنَاؤُكُمْ، وَكَثُرَتْ أُمَرَاؤُكُمْ، وَقَلَّتْ فُقَهَاؤُكُمْ، وَالْتُمِسَتِ الدُّنْيَا بِعَمَلِ الآخِرَةِ
“Bagaimana kalian jika di suatu zaman fitnah menyelimuti kalian sehingga membuat besar sebelum waktunya bagi anak kecil, membuat pikun orang dewasa, dan manusia menjadikan fitnah (bid'ah) itu sebagai sunnah sehingga jika sunnah (bid'ah yang dianggap sunnah) tadi diubah, mereka mengatakan: “Sunnah kita telah diubah.”
Lalu beliau ditanya, “Kapan hal itu terjadi, wahai Abu ‘Abdirrohman?”Beliau menjawab, “Jika semakin banyak para qurroo’ (hanya pandai dalam bacaan alquran), semakin sedikit para fuqoha, semakin melimpah harta kalian, semakin langka orang-orang terpercaya dari kalian dan akhirat dijual dengan dunia.” (HR. Al Hakim - kitab Al Mustadrok (8570)

Puncak dari itu semua jika BID'AH dan PEGIATNYA semakin banyak dan menjadi mayoritas di suatu wilayah, maka keberkahan akan dicabut. Karena keberkahan itu hanya ada dalam tegaknya SUNNAH.

Allah Ta'ala berfirman:
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ (31)
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imraan: 31)

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:

هذه الآية الكريمة حاكمة على كل من ادعى محبة الله ، وليس هو على الطريقة المحمدية فإنه كاذب في دعواه في نفس الأمر ، حتى يتبع الشرع المحمدي والدين النبوي في جميع أقواله وأحواله ، .... ثم قال : ( ويغفر لكم ذنوبكم والله غفور رحيم ) أي : باتباعكم للرسول صلى الله عليه وسلم يحصل لكم هذا كله ببركة سفارته "
“Ayat yang mulia ini menjadi pemutus hukum bagi setiap orang yang mengaku mencintai Allah, tetapi ia tidak meniti sunnah atau jalan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaih wa sallam. Sungguh, orang yang mengaku-ngaku cinta kepada-Nya disebut pendusta sebelum mengikuti syariat dan agama Muhammad dalam segala perkataan, perbuatan, dan keadaannya......Lalu Allah Taala berfirman: niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu..” mengandung penjelasan bahwa dengan mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam, kalian akan memperoleh keberkahan.” (Tafsir Ibnu Katsir Surah Ali Imran 31)

Berkata Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah :

"عوّد نفسك على تطبيق السنة ففيها البركة" شرح كتاب إغاثة اللهفان ١/١١/١٤٣٦
"Biasakanlah dirimu untuk mengerjakan sunnah karena ada keberkahan padanya." (Syarh Kitab Ighatsatul Lahafan 1/11/1436)

     Namun, satu hal yang perlu kita fahami, bahwa AHLUL BID'AH adalah suatu makhluk yang sangat susah menerima kebenaran, tidak sebagaimana pelaku maksiat lainnya, karena mereka merasa bahwa apa yang diamalkan itu suatu kebenaran. Hujjah dan dalil tidak akan bisa merubah mereka kecuali orang yang Allah berikan hidayah kepadanya. Hanya pedang kekuasaan yang kuat dan kokoh yang bisa menghentikannya.

Berkata Al 'Alamah Rabi Bin Hadi Hafidzallahu :

أهل البدع لا يردهم الا السيف ولا يردهم الا السلطة القوية الحازمة أما الحجج فلا تنفعهم الا من اراد الله له الهداية
"AHLUL BID'AH, tidak ada yang bisa menghentikannya kecuali dengan pedang dan kekuasaan yang kuat dan kokoh, adapun hujjah-hujjah (dalil-dalil) maka tidak ada manfaatnya bagi mereka kecuali orang yang Allah kehendaki hidayah baginya. (Al Majmu' Syarah Aqidah As Salaf - Ash Shabuuni)


Mudah-mudah Allah Ta'ala menjaga dakwah sunnah dan para pendakwahnya di negeri kita ini, agar dakwah sunnah terus berkembang dan semakin banyak orang yang tersadarkan untuk berpegang teguh dengan sunnah dan mencampakkan segala amalan bid'ah, agar kiranya keberkahan turun di negeri Indonesia tercinta ini. 


Allahumma Aamiin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar