Rabu, 08 Mei 2019

Secuil Kutipan Faedah Dari Buku Syarah kitab Tauhid

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:

لا عدوى، ولا طيرة، ولا هامة، ولا صفر

"Tidak ada 'adwa (Penyakit menular dengan sendirinya) thiyarah (anggapan sial karena melihat burung dan yang selainnya), hamah (anggapan sial karena mendengar burung hantu), dan shofar (anggapan sial terhadap bulan shafar). [Shahih: HR. Bukhari. No 5707]

Muslim menambahkan:

ولا نوء، ولا غول

"...dan tidak ada nau' serta ghul." [Shahih: HR. Muslim. No 2220, 2222]

             Nabi ﷺ menafikan (menolak) apa-apa yang diyakini oleh orang-orang jahiliyah dari keyakinan-keyakinan yang bathil berupa anggapan sial karena burung-burung, bulan-bulan tertentu dan bintang tertentu serta jib dan syaitan tertentu. Mereka beranggapan bahwa mereka mendapatkan bahaya dan kebinasaan disebabkan karena hal-hal tersebut. Sebagaimana mereka juga berkeyakinan berpindahnya penyakit dengan sendirinya dari satu tempat ke tempat yang lain.
             Maka, Nabi ﷺ membantah semua khurofat tersebut, menggantikan hal (bathil) tersebut dengan sikap tawakkal kepada Allah serta aqidah dan tauhid yang murni. [Al-Mulakhkhash fî Syarh Kitâbit Tauhîd. hlm 299]

1. Membatalkan thiyarah/tathayyur (anggapan sial dengan sesuatu)

2. Rusaknya keyakinan orang-orang Jahiliyah dahulu yang beranggapan bahwa penyakit itu dapat menular dengan sendirinya, tidak menurut takdir (ketentuan Allah ta'ala)

3. Membatalkan keyakunan bahwa kehadiran burung hantu itu mengabarkan berita kematian.

4. Membatalkan keyakinan orang-orang Jahiliyah yang beranggapan sial dengan bulan shafar.

5. Membatalkan keyakinan yang salah tentang hantu (Jin). Keyakinan yang benar adalah bahwa hantu (Jin) dan yang lainnya tidak akan berbahaya selama seorang hamba berdzikir dan bertawakkal kepada Allah ta'ala semata.

6. Wajibnya bertawakkal kepada Allah dan bersandar hanya kepada-Nya.

7. Termasuk bentuk perwujudan terhadap tauhid adalah waspada dari sarana-sarana yang bisa mengantarkan kepada kesyirikan.

8. Membatalkan keyakinan-keyakinan manusia yang jelas rusak, seperti beranggapan sial dengan warna (hitam atau merah), sebagian nomor (angka tiga belas), nama-nama, pribadi tertentu, atau orang-orang ysng cacat. [Al-Mulakhkhash. hlm. 229]

✎ Dikutip dari buku: "Syarah Kitab Tauhid." Penulis: Ustadz. Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafidzhahullah - Cet. Ke 2. Penerbit: Pustaka imam asy-Syafi'i, hlm. 317-319. - Oleh: Hendra Ibni Bahrayni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar